![]() |
Ilustrasi Dok,iStock.com |
Rekomendasi mana yang lebih beresonansi di hati Anda? Iklan korporat yang dingin atau ulasan otentik dari seseorang yang Anda hormati?
Jika Anda memilih yang kedua, selamat. Anda baru saja merasakan esensi dan kekuatan mentah dari Influence Marketing.
Ini bukan sekadar tren sesaat. Ini bukan lagi tentang membayar artis papan atas untuk memegang produk Anda selama tiga detik di layar kaca. Influence marketing adalah sebuah pergeseran fundamental dalam cara merek berkomunikasi dengan konsumen. Ini adalah evolusi pemasaran dari monolog menjadi dialog, dari interupsi menjadi interaksi, dan dari klaim korporat menjadi kepercayaan personal.
Dalam naskah komprehensif ini, kita tidak hanya akan mendefinisikan apa itu influence marketing. Kita akan membedahnya, mengupas lapis demi lapis kekuatannya, menavigasi potensinya, dan membekali Anda dengan pengetahuan untuk mengubahnya dari sekadar kata kunci menjadi mesin pertumbuhan paling ampuh bagi bisnis Anda. Bersiaplah, karena ini adalah undangan untuk memasuki masa depan pemasaran.
Bab 1: Mendefinisikan Ulang Pemasaran – Apa Sebenarnya Influence Marketing?
Secara sederhana, Influence Marketing adalah sebuah strategi pemasaran yang berfokus pada pemanfaatan individu-individu berpengaruh (influencer) untuk menyampaikan pesan merek kepada audiens yang lebih luas secara otentik.
Mari kita pecah definisi ini menjadi tiga pilar utama:
-
Individu Berpengaruh (Influencer): Ini bukan hanya selebriti dengan jutaan pengikut. Seorang influencer adalah siapa saja yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan pembelian orang lain karena otoritas, pengetahuan, posisi, atau hubungan mereka dengan audiensnya. Mereka adalah para kreator konten, blogger, pakar industri, pemimpin komunitas, atau bahkan pelanggan setia Anda yang memiliki suara didengar di niche mereka. Mereka telah membangun modal sosial yang paling berharga di era digital: kepercayaan.
-
Menyampaikan Pesan Merek: Ini adalah tujuan akhirnya. Namun, "menyampaikan" di sini bukanlah mendikte. Dalam influence marketing yang efektif, pesan merek tidak disiarkan, melainkan diintegrasikan secara alami ke dalam konten sang influencer. Pesan tersebut bisa berupa ulasan produk, tutorial, cerita pengalaman, atau sekadar penempatan produk yang halus. Kuncinya adalah pesan tersebut terasa seperti bagian organik dari narasi influencer, bukan iklan yang dipaksakan.
-
Audiens yang Lebih Luas & Otentik: Influencer bertindak sebagai jembatan emas antara merek dan audiens yang sangat tertarget. Pengikut seorang beauty vlogger adalah orang-orang yang benar-benar tertarik pada kosmetik. Pengikut seorang gamer adalah target pasar yang sempurna untuk periferal gaming. Pemasaran melalui influencer memungkinkan merek untuk "meminjam" hubungan kepercayaan yang telah dibangun oleh influencer dengan audiensnya, menghasilkan tingkat keterlibatan dan resonansi yang mustahil dicapai melalui iklan tradisional.
Kontras Tajam dengan Pemasaran Tradisional
Untuk benar-benar menghargai revolusi ini, mari kita bandingkan dengan model lama:
Pemasaran Tradisional | Influence Marketing |
---|---|
Monolog (Satu Arah): Merek berbicara kepada konsumen. | Dialog (Dua Arah): Merek berbicara melalui dan dengan konsumen via influencer. |
Interupsi: Iklan muncul di tengah-tengah konten yang dinikmati (iklan TV, pop-up). | Integrasi: Pesan merek adalah bagian dari konten yang dinikmati. |
Jangkauan Luas, Target Tersebar: Menjangkau banyak orang, tetapi banyak yang tidak relevan. | Jangkauan Spesifik, Target Tepat: Menjangkau audiens yang sudah terkurasi dan tertarik. |
Kepercayaan Rendah: Konsumen modern skeptis terhadap klaim korporat. | Kepercayaan Tinggi: Pesan disampaikan oleh sumber yang dipercaya dan dihormati audiens. |
Pesan Dikontrol Penuh: Naskah kaku, kontrol kreatif 100% oleh merek. | Pesan Kolaboratif: Memberikan kebebasan kreatif kepada influencer agar tetap otentik. |
ROI Sulit Diukur: Sulit melacak langsung dampak iklan TV terhadap penjualan. | ROI Lebih Terukur: Metrik digital (klik, konversi, engagement) memberikan data yang jelas. |
Singkatnya, jika pemasaran tradisional adalah tentang menjeritkan pesan Anda sekeras mungkin, influence marketing adalah tentang membisikkan pesan Anda di telinga yang tepat melalui suara yang paling mereka percaya.
Bab 2: Anatomi Ekosistem Influence – Siapa Saja Pemain Utamanya?
Influence marketing bukanlah jalan satu arah. Ia adalah ekosistem dinamis yang melibatkan beberapa pemain kunci. Memahami peran masing-masing adalah langkah pertama untuk membangun strategi yang sukses.
1. Sang Bintang Utama: Spektrum Influencer
Kesalahan paling umum adalah menganggap semua influencer sama. Padahal, mereka datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, masing-masing dengan kekuatan uniknya. Mari kita kategorikan mereka berdasarkan jumlah pengikut, sebuah metrik awal yang penting.
-
Nano-Influencer (1.000 - 10.000 Pengikut)
- Siapa Mereka? Mereka adalah "orang biasa" yang sangat bersemangat tentang suatu topik. Bisa jadi seorang ibu di komunitas lokal yang ahli membuat MPASI, seorang mahasiswa arsitektur yang sering berbagi tips desain, atau seorang karyawan kantor yang menjadi panutan gaya di lingkungannya.
- Kekuatan: Otentisitas dan Engagement Tertinggi. Hubungan mereka dengan pengikutnya sangat personal dan erat. Rekomendasi dari nano-influencer terasa seperti rekomendasi dari teman dekat. Tingkat keterlibatan (suka, komentar, balasan DM) mereka seringkali jauh melampaui kategori di atasnya.
- Kelemahan: Jangkauan per individu sangat terbatas. Membutuhkan manajemen banyak influencer sekaligus untuk kampanye skala besar.
- Promosi: Jangan remehkan kekuatan komunitas yang erat! Nano-influencer adalah pasukan darat Anda, menciptakan percakapan nyata dan kepercayaan mendalam di tingkat akar rumput.
-
Micro-Influencer (10.000 - 100.000 Pengikut)
- Siapa Mereka? Mereka adalah para ahli di niche spesifik. Seorang koki rumahan yang terkenal dengan resep masakan Padang, seorang fotografer spesialis drone, atau seorang bookstagrammer yang ulasannya ditunggu-tunggu.
- Kekuatan: Kombinasi Sempurna antara Jangkauan dan Keterlibatan. Mereka memiliki audiens yang cukup besar untuk memberikan dampak signifikan, namun masih cukup kecil untuk mempertahankan hubungan yang otentik dan tingkat engagement yang sehat. Mereka adalah sweet spot bagi banyak merek.
- Kelemahan: Popularitas mereka meningkat, sehingga persaingan untuk mendapatkan mereka juga lebih tinggi.
- Promosi: Ingin menaklukkan pasar niche? Micro-influencer adalah jembatan Anda. Mereka bukan hanya penyampai pesan; mereka adalah validator kredibilitas merek Anda di dalam komunitas yang paling penting.
-
Macro-Influencer (100.000 - 1 Juta Pengikut)
- Siapa Mereka? Ini adalah para kreator konten profesional, blogger ternama, atau tokoh publik yang telah membangun karier dari platform mereka. Status mereka sudah mendekati selebriti di dunia digital.
- Kekuatan: Jangkauan Luas dan Kesadaran Merek (Awareness). Satu unggahan dari macro-influencer dapat memperkenalkan produk Anda kepada ratusan ribu orang dalam sekejap. Mereka ideal untuk peluncuran produk baru atau kampanye yang bertujuan meningkatkan visibilitas secara masif.
- Kelemahan: Biaya lebih tinggi, dan tingkat engagement per pengikut cenderung lebih rendah. Hubungan dengan audiens tidak sepersonal kategori di bawahnya.
- Promosi: Saatnya membuat gebrakan besar! Macro-influencer adalah megafon Anda, mengubah kampanye Anda dari sekadar bisikan menjadi pengumuman yang menggema di seluruh lanskap digital.
-
Mega-Influencer (1+ Juta Pengikut)
- Siapa Mereka? Selebriti papan atas, atlet dunia, musisi, atau bintang film yang juga aktif di media sosial. Mereka adalah nama-nama yang dikenal oleh masyarakat umum.
- Kekuatan: Jangkauan Maksimal dan Asosiasi Prestise. Menggandeng mega-influencer dapat secara instan memberikan citra kemewahan dan legitimasi pada merek Anda. Mereka adalah pilihan untuk merek global dengan anggaran besar.
- Kelemahan: Biaya sangat mahal, risiko kontroversi lebih tinggi, dan otentisitasnya paling sering dipertanyakan oleh audiens yang cerdas. Kontrol kreatif seringkali lebih ketat.
- Promosi: Bermain di liga utama. Mega-influencer menempatkan merek Anda di panggung dunia, bersanding dengan ikon-ikon budaya yang paling dikenal.
Penting: Jumlah pengikut bukanlah segalanya. Metrik yang lebih penting adalah tingkat keterlibatan (engagement rate), kualitas audiens, dan yang terpenting, keselarasan nilai (value alignment) antara influencer dan merek Anda.
2. Sang Arsitek: Merek/Pemasar
Ini adalah Anda. Peran Anda adalah sebagai perencana strategis. Anda yang menentukan tujuan kampanye (awareness, penjualan, leads), menetapkan anggaran, mengidentifikasi influencer yang tepat, menyusun brief kampanye, dan mengukur keberhasilannya.
3. Sang Target Utama: Audiens
Mereka adalah alasan mengapa ekosistem ini ada. Audiens modern haus akan konten yang jujur, menghibur, dan bermanfaat. Mereka muak dengan iklan, namun terbuka pada rekomendasi. Memahami demografi, psikografi, dan perilaku online mereka adalah kunci untuk memilih influencer yang tepat.
4. Sang Fasilitator: Platform & Agensi
Untuk menjembatani merek dan influencer, seringkali ada pihak ketiga:
- Platform Influence Marketing: Perangkat lunak (SaaS) yang membantu merek menemukan influencer, mengelola kampanye, melakukan pembayaran, dan melacak analitik.
- Agensi Influence Marketing: Tim ahli yang menyediakan layanan penuh, mulai dari strategi, pencarian influencer, negosiasi, manajemen kampanye, hingga pelaporan. Mereka bertindak sebagai perpanjangan tangan tim pemasaran Anda.
Bab 3: Mesin Penggerak – Bagaimana Cara Kerja Influence Marketing dalam Praktik?
Teori saja tidak cukup. Kekuatan sejati terletak pada eksekusi. Mari kita telusuri langkah demi langkah bagaimana sebuah kampanye influence marketing yang sukses dihidupkan, dari ide hingga hasil.
Langkah 1: Fondasi Strategis – Menetapkan Tujuan yang Jelas (The WHY)
Setiap Rupiah yang Anda investasikan harus memiliki tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, Anda hanya akan menembak dalam gelap. Apa yang ingin Anda capai?
- Meningkatkan Kesadaran Merek (Brand Awareness): Memperkenalkan merek atau produk baru ke pasar. Metriknya: Jangkauan (Reach), Tayangan (Impressions).
- Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas: Mengasosiasikan merek Anda dengan para ahli tepercaya di industrinya. Metriknya: Sentimen (positif/negatif), Komentar Kualitatif.
- Mendorong Keterlibatan (Engagement): Menciptakan percakapan seputar merek Anda. Metriknya: Suka, Komentar, Bagikan, Simpan.
- Menghasilkan Prospek (Lead Generation): Mengumpulkan data calon pelanggan (email, nomor telepon). Metriknya: Klik ke Landing Page, Pendaftaran Webinar, Unduhan E-book.
- Meningkatkan Penjualan (Sales): Mendorong konversi langsung. Metriknya: Penjualan melalui kode diskon unik atau tautan afiliasi, ROI (Return on Investment).
Tip Promosi: Gunakan kerangka SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk menetapkan tujuan Anda. Contoh: "Meningkatkan penjualan produk X sebesar 15% melalui kampanye micro-influencer di Instagram dalam waktu 3 bulan."
Langkah 2: Perburuan Harta Karun – Menemukan Influencer yang Tepat (The WHO)
Ini adalah langkah paling krusial. Influencer yang salah dapat menghancurkan kampanye Anda. Influencer yang tepat akan melambungkannya. Lupakan sejenak jumlah pengikut, fokus pada 3K:
- Kesesuaian (Kontekstual): Apakah niche influencer ini relevan dengan produk Anda? Menjual software akuntansi melalui influencer game adalah resep kegagalan. Menjualnya melalui influencer penasihat keuangan adalah langkah jenius.
- Kredibilitas (Otentisitas): Apakah influencer ini benar-benar disukai dan dipercaya oleh audiensnya? Cek kolom komentarnya. Apakah interaksinya tulus? Apakah ia sering mempromosikan produk secara berlebihan hingga terasa tidak jujur?
- Komunitas (Engagement): Hitung Engagement Rate mereka. Caranya:
((Jumlah Suka + Jumlah Komentar) / Jumlah Pengikut) x 100%
. Tingkat engagement yang sehat (biasanya di atas 2-3% untuk akun besar, dan bisa lebih dari 5-10% untuk akun kecil) menunjukkan audiens yang aktif dan peduli, bukan sekadar pengikut pasif atau bot.
Di mana mencarinya?
- Pencarian Manual: Jelajahi tagar (#) yang relevan dengan industri Anda di Instagram, TikTok, atau YouTube.
- Analisis Kompetitor: Lihat siapa yang bekerja sama dengan pesaing Anda.
- Tanya Audiens Anda: Lakukan polling di media sosial Anda, tanyakan siapa kreator favorit mereka.
- Gunakan Platform Influence Marketing: Alat seperti HypeAuditor, Traackr, atau Upfluence dapat menyaring jutaan profil berdasarkan niche, demografi audiens, dan metrik engagement.
Langkah 3: Arsitektur Kampanye – Merancang Kolaborasi (The WHAT)
Ada banyak cara untuk berkolaborasi dengan influencer. Pilihlah format yang paling sesuai dengan tujuan dan merek Anda.
- Sponsored Post (Unggahan Bersponsor): Bentuk paling umum. Bisa berupa foto, video, carousel, Stories, Reels, atau video TikTok. Influencer membuat konten yang menampilkan produk Anda.
- Product Review (Ulasan Produk): Anda mengirimkan produk gratis kepada influencer untuk mereka ulas secara jujur. Sangat efektif untuk membangun kepercayaan, namun bersiaplah untuk menerima kritik konstruktif.
- Brand Ambassadorship (Duta Merek): Kolaborasi jangka panjang. Influencer menjadi wajah merek Anda selama periode tertentu. Ini membangun asosiasi yang lebih dalam dan otentisitas yang berkelanjutan.
- Giveaway & Kontes: Influencer menyelenggarakan giveaway produk Anda untuk meningkatkan engagement dan jangkauan.
- Affiliate Marketing: Influencer mendapatkan komisi untuk setiap penjualan yang dihasilkan melalui tautan atau kode diskon unik mereka. Sangat berorientasi pada kinerja (performance-based).
- Social Media Takeover: Influencer mengambil alih akun media sosial merek Anda selama sehari. Cara yang menyenangkan untuk menyajikan konten segar dan "mencuri" audiens mereka.
Langkah 4: Eksekusi Tanpa Cela – Briefing, Negosiasi, dan Konten (The HOW)
- Pendekatan (Outreach): Personalisasikan pesan Anda. Sebutkan mengapa Anda secara spesifik memilih mereka. Tunjukkan bahwa Anda menghargai karya mereka.
- Negosiasi: Diskusikan kompensasi (uang tunai, produk gratis, komisi, atau kombinasi), jumlah deliverables (berapa banyak post, stories, etc.), dan linimasa.
- Brief Kampanye (Creative Brief): Ini adalah panduan Anda. Isinya harus mencakup:
- Tentang Merek & Kampanye: Siapa Anda, apa tujuannya.
- Pesan Kunci (Key Messages): 2-3 poin utama yang harus disampaikan.
- Do's and Don'ts: Hal-hal yang wajib dan yang harus dihindari.
- Call-to-Action (CTA): Apa yang Anda ingin audiens lakukan? (e.g., "Geser ke atas," "Gunakan kode XYZ," "Kunjungi link di bio").
- Kewajiban Pelaporan: Menyertakan tagar seperti
#ad
atau#sponsored
(ini penting untuk transparansi dan kepatuhan hukum).
Peringatan Persuasif: Berikan kebebasan kreatif kepada influencer. Anda memilih mereka karena gaya dan suara unik mereka. Jangan memberikan naskah yang kaku. Biarkan mereka menerjemahkan pesan kunci Anda ke dalam bahasa audiens mereka. Konten terbaik lahir dari kolaborasi, bukan diktasi.
Langkah 5: Pembuktian – Mengukur ROI dan Keberhasilan (The RESULT)
Inilah momen kebenaran. Bagaimana Anda tahu kampanye ini berhasil? Kembalilah ke tujuan awal Anda dan ukur metrik yang relevan.
- Metrik Awareness: Lacak jangkauan, tayangan, dan pertumbuhan pengikut merek Anda selama periode kampanye.
- Metrik Engagement: Analisis jumlah suka, komentar, bagikan, dan simpan. Perhatikan juga kualitas komentar.
- Metrik Konversi:
- Tautan Pelacakan (UTM Links): Gunakan tautan khusus untuk setiap influencer agar Anda bisa melacak berapa banyak lalu lintas (traffic) dan penjualan yang datang dari mereka melalui Google Analytics.
- Kode Diskon Unik: Berikan kode promo yang berbeda untuk setiap influencer (e.g., "RAHMA20", "BUDI20"). Ini adalah cara termudah untuk melacak penjualan langsung.
- Hitung ROI:
ROI = ((Pendapatan dari Kampanye - Biaya Kampanye) / Biaya Kampanye) x 100%
Biaya kampanye mencakup bayaran influencer, biaya produk, dan waktu tim Anda.
Studi menunjukkan bahwa bisnis dapat menghasilkan rata-rata $5.78 untuk setiap $1 yang dihabiskan untuk influence marketing. Ini bukan lagi biaya, ini adalah investasi dengan potensi pengembalian yang luar biasa.
Bab 4: Kekuatan Tak Terbantahkan – Mengapa Influence Marketing Adalah Masa Depan?
Jika Anda masih ragu, mari kita tegaskan kembali mengapa strategi ini bukan hanya pilihan, tetapi sebuah keharusan di lanskap bisnis modern.
-
Membangun Aset Paling Berharga: Kepercayaan. Iklan bisa dibeli. Kepercayaan harus didapatkan. Di era skeptisisme massal, influence marketing adalah jalan pintas tercepat untuk membangun kepercayaan. Ketika seseorang yang Anda ikuti dan kagumi merekomendasikan sesuatu, penghalang mental Anda runtuh. Merek Anda tidak lagi dilihat sebagai penjual, tetapi sebagai solusi yang direkomendasikan.
-
Menembus Kebisingan Digital (Ad Fatigue). Konsumen modern telah mengembangkan "kebutaan iklan" (banner blindness). Mereka secara aktif mengabaikan spanduk dan melewatkan iklan. Influence marketing menyamarkan pesan promosi sebagai konten asli yang bernilai, membuatnya lebih mudah diterima dan bahkan dinikmati.
-
Presisi Target yang Tak Tertandingi. Pemasaran tradisional menembak dengan senapan gentabur. Influence marketing menembak dengan senapan sniper. Anda tidak hanya menargetkan berdasarkan demografi (usia, lokasi), tetapi juga psikografi (minat, nilai, gaya hidup). Anda menjangkau orang-orang yang memang tertarik pada apa yang Anda tawarkan.
-
Konten Otentik sebagai Bahan Bakar Pemasaran. Setiap kampanye influence marketing menghasilkan aset konten (foto, video) yang berharga. Konten yang dibuat oleh influencer (User-Generated Content atau Influencer-Generated Content) ini seringkali lebih otentik dan beresonansi daripada konten studio yang mahal. Anda dapat menggunakan kembali konten ini di situs web Anda, media sosial, atau bahkan iklan berbayar (dengan izin), memberikan Anda bahan bakar pemasaran yang tahan lama.
-
Meningkatkan SEO (Search Engine Optimization). Ketika influencer berkualitas dengan blog atau situs web yang memiliki otoritas tinggi menulis tentang Anda dan memberikan tautan (backlink) ke situs Anda, ini memberikan sinyal positif yang kuat kepada Google. Ini dapat meningkatkan peringkat pencarian Anda, memberikan manfaat jangka panjang yang melampaui kampanye itu sendiri.
Bab 5: Menavigasi Sisi Gelap – Risiko dan Cara Mengatasinya
Seperti semua strategi yang kuat, ada potensi jebakan. Merek yang cerdas tidak mengabaikannya, tetapi mengantisipasinya.
-
Risiko: Influencer Palsu (Fake Followers & Engagement).
- Masalah: Beberapa akun membeli pengikut dan menggunakan bot untuk menciptakan ilusi popularitas.
- Solusi: Lakukan audit. Gunakan alat analitik untuk memeriksa demografi audiens dan mendeteksi lonjakan pengikut yang tidak wajar. Periksa kualitas komentar; komentar generik seperti "Wow!" atau emoji saja bisa menjadi pertanda buruk.
-
Risiko: Ketidakselarasan Nilai (Brand Safety).
- Masalah: Influencer adalah manusia. Mereka bisa membuat kesalahan atau terlibat dalam kontroversi yang dapat merusak citra merek Anda.
- Solusi: Lakukan riset mendalam terhadap riwayat konten influencer. Pastikan nilai-nilai personal mereka sejalan dengan nilai merek Anda. Miliki klausul dalam kontrak yang memungkinkan Anda mengakhiri kerja sama jika terjadi perilaku yang merugikan.
-
Risiko: Kurangnya Transparansi.
- Masalah: Gagal mengungkapkan bahwa sebuah konten adalah iklan dapat merusak kepercayaan audiens dan melanggar peraturan.
- Solusi: Wajibkan penggunaan tagar yang jelas seperti
#Iklan
,#Ad
,#Sponsored
, atau menggunakan fitur "Paid Partnership" yang tersedia di platform seperti Instagram. Edukasi influencer tentang pentingnya transparansi.
-
Risiko: ROI yang Buruk.
- Masalah: Anda menghabiskan uang tetapi tidak melihat hasilnya.
- Solusi: Kembali ke dasar. Apakah tujuan Anda jelas? Apakah Anda memilih influencer yang tepat? Apakah Anda melacak metrik yang benar? Jangan berinvestasi besar sebelum melakukan uji coba dengan kampanye yang lebih kecil untuk melihat apa yang berhasil.
Kesimpulan: Ini Bukan Pertanyaan "Apakah", Tapi "Bagaimana"
Kita telah melakukan perjalanan panjang, dari definisi dasar hingga strategi eksekusi dan mitigasi risiko. Satu hal yang seharusnya menjadi sangat jelas sekarang: Influence marketing bukan lagi sebuah opsi eksperimental. Ia adalah komponen inti dari bauran pemasaran modern yang cerdas.
Dunia telah berubah. Konsumen Anda tidak lagi berada di depan televisi menunggu iklan Anda. Mereka ada di TikTok, Instagram, dan YouTube, menjalin hubungan, membangun komunitas, dan mendengarkan suara-suara yang mereka percaya. Pertanyaannya bukan lagi apakah Anda harus menggunakan influence marketing, tetapi bagaimana Anda akan mengintegrasikannya ke dalam strategi Anda untuk menang.
Ini adalah undangan untuk berhenti berteriak dan mulai berbicara. Untuk berhenti menginterupsi dan mulai berintegrasi. Untuk berhenti menjadi sekadar merek dan mulai menjadi bagian dari percakapan yang relevan.
Dengan memilih influencer yang tepat, memberikan mereka kebebasan untuk berkreasi secara otentik, dan mengukur hasil Anda dengan cermat, Anda tidak hanya membeli jangkauan; Anda sedang berinvestasi dalam kepercayaan. Dan di era digital yang serba bising ini, kepercayaan adalah mata uang yang paling berharga.
Masa depan pemasaran ada di sini. Ia didukung oleh hubungan manusia, didorong oleh otentisitas, dan disebut Influence Marketing. Saatnya Anda menjadi bagian darinya