Makna pakaian penghulu di minangkabau


Penghulu memiliki peranan yang sangat penting diminangkabau pakaian penghulu yang mencerminkan  kebesarannya,yaitu pakaian tertentu dan khusus seorang penghulu mempunyai pakaian kebesaran yang disebut juga dengan "Pakaian adat" melalui pakaian seorang penghulu akan terlihat atau tergambar pesan - pesan dan nilai Budaya Minangkabau, serta pada pakaian itu mengandung makna dan simbol,Makna yang tersembunyi didalamnya itu makna yang menunjukan Budi,Kepribadian dan perangai seorang penghulu. pakaian itu bukan hanya sebagai petanda kebesaran belaka,tetapi merupakan lambang kepribadian dan tingkah lakunya.pesan-pesan atau simbol budaya pakaian dan ragam hias pakaianTersebut merupakan pencerminan dari corak dan tingkah laku Masyarakat didaerah Minangkabau:


•  PAKAIAN   
   PENGHULU
   MINANGKABAU 

Saluak Batimba Atau 
deta (Destar Kebesaran)
Kepala seorang 
penghulu ditutup 
dengan destar yang 
dinamakan Saluak
Batimba/deta yang 
ditata sedemikian 
rupa sehingga sesuai 
dengan kepala.

• BAHAN
  Berasal dari kain batik
  Berukuran 80 X 80 cm
• Bentuknya
Bagian muka ditata
berkerut atau bentuk 
jenjang Bagian Atasnya 
datar Bagian belakangnya 
berbentuk bundar,
Melingkar dibagian kepala.
Makna dari
saluak itu sendiri 
diminangkabau ialah melambangkan aturan 
hidup masyarakat 
minangkabau.
Lipatan-lipatan
tersusun dari atas 
kebawah mencerminkan 
sistem pemerintahan Minangkabau, yang Tertuang dalam ungkapan adat:
Banjanjang Naiak,Batanggo Turun.

• Saluak Batimba (deta)
• Baju besar.
• Salempang keris.
• Cawek atau ikat pingggang
• Sesamping
• Celana Besar
• Slop,dan 
• Tongkat

Ketentuan lipatan salual berjumlah lima yang melambangkan bahwa dalam pemerintahan Minangkabau terdapat unsur yang 
selalu hidup berdampingan 
yaitu sebagai berikut:

• Penghulu (Ninik Mamak).
• Alim Ulama.
• Cadiak pandai.
• Manti dan dubalang.
• Bundo Kanduang.

Baju seorang penghulu 
ialah baju Hitam,longgar,
dan berlengan besar.
Bahan:Beludru,
Saten dominan  
warna hitam dengan
taburan emas.
Bentuknya:Leher bulat 
tidak pakai Krah dengan
belahan sampai kedada,
tidak memakai kancing berlengan 
lapang sampai siku 
menunjukan sikap 
dinamis seorang 
penghulu Maknanya:

• Warna hitam pada pakaian 
   penghulu harus memiliki
   kesabaran serta ketahanan 
   hati dalam melaksanakan
   segala hal yang merupakan 
   tugasnya dalam mengemban 
   amanah.

•  Taburan Emas, melambangkan
   kekayaan Alam minangkabau 
   serta kemampuan berusaha
   dan menabung.

•  Lengan baju lapang, 
   Melambangkan sikap dimana
   seorang penghulu harus luwes
   serta tidak kaku sebagai 
   pemimpin ringan tangan
   membantu orang lain dalam 
   kesulitan.

•  Tidak memiliki
   saku,melambangkan penghulu
   tidak boleh mengambil untung
   (keuntungan)

•  Baju Longgar,leher terbuka
   sampai kedada  melambangkan
   kesabaran,berwawasan luas, 
   dan pandangan lapang.
Seluruh bagian pada baju
penghulu minangkabau melambangkan martabat:
Baju hitam gadang langan
Langan tesenseng tak pambagiah siba batimba baliak baliak mengelek Mangalimatang
tutuik jahik pangka langan
indak basaku kiri kanan
Alamatnyo nan bakkian
indak mengguntiang dalam lipatan lihia nan lapeh tak bakatuak babalah sahinggo dado Manandokan penghulu alamnyo leba

•  SARAWA (Celana)

Celana Penghulu DiMinangkabau
Ialah Celana Lapang,dinamakan celana Gelembong 
(Celana Longgar)
Bahannya:

• Sama juga dengan bajunya
  yaitu.Beludru dan saten.

• Kaki longgar dan tidak panjang
   kebawah atau 3/4 pinggang
   longgar, pakai tali pilin kain
   (kain lilitan)

   Maknanya:

• Melambangkan langkah selesai
   untuk menjaga segala.  
   diungkapkan kato adat:
Basirawa lapang gadang kaki
Kapanampuah jalan nan luruih
kadalam korong jo kampuang sarato jo nagari

•  CAWEK (ikat pinggang)

Ikat pinggang penting dalam berpakaian penghulu.setelah berpakaian penghulu, setelah berpakaian Celana dan baju maka pinggang diikat dengan Cawek.Bahannya:Terbuat dari bahan Sutra dan berjumbai.
melambangkan kekukuhan atau keteguhan. pegangan dalam menyatukan anak  hal  ini diungkapkan dalam kato pusako:

Kabek tak dapek diungkai
Goyah bapantang tangga
Babukak mangko ka tangga
jo rundiangan mangko ka kasalasai.

•  KAIN  
    KACIAKSALEMPANG
    (KAIN SALENDANG)

Kain Salempang  yang digantung dibahu melambangkan kemampuan memikul Tanggung jawab seseorang penghulu diminangkabau.
Bahan:Terbuat dari Cindai.
Maknanya melambangkan kebesaran seorang penghulu.
Sesuai dengan kato pusako adat minangkabau:
Pamiliah nan tacicia
Payimpan kunci

•  KAIN SAMPIANG ATAU   
   (SISAMPIANG)

Kain yang dililitkan dari pinggang kebagian atas lutut.
Bahan:
kain songket.
Maknanya kehati-hatian dan luwes paduan menjaga diri dari kesalahan dalam kehidupan sesuai dengan kato pusako:
Sapandai-pandai tupai malompek sakali-kali gawa juo

•  KARIH (Keris)

Karih atau keris dipasang disisipkan dipinggang seorang penghulu,keris dipasang miring kekiri,keris melambangkan  keberanian maksudnya untuk mencari musuh malahan untuk menjadikan hakim dan mencari keadilan.Bentuk hulunya berambalan,tidak terpatri,tangkainya diarahkan kesebelah kiri,hal ini sesuai dengan ungkapan adat minangkabau:
musuah indak dicari
batamu pantang diilakkan
inggok bak langau
titiak bak hujan

•   TUNGKEK (tongkat)

bahannya:terbuat dari kayu kuat dan lurus, melambangkan bahwa penghulu mampu menopang dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain,juga menunjukan bahwa penghulu akan  menopang adat,pusako, dan anak kememakan yang dipimpinya.

•  SOLOP ( Sandal )
Bahan terbuat dari kulit.

No comments:

Post a Comment